Stanislas DeHaene adalah ahli saraf kognitif Prancis terkemuka yang dikenal karena penelitiannya tentang mekanisme saraf yang mendasari pembelajaran dan matematika. Dia telah secara luas mempelajari bagaimana otak memproses informasi numerik dan strategi kognitif yang terlibat dalam aritmatika. Karyanya menggabungkan teknik pencitraan otak dengan metode eksperimental untuk mengungkap bagaimana konsep abstrak seperti angka diwakili di otak. Dehaene berpendapat bahwa manusia memiliki akal bawaan untuk kognisi numerik, yang berkembang di awal kehidupan dan dapat diamati bahkan pada bayi. Penelitiannya menekankan pentingnya memahami kemampuan bawaan ini untuk meningkatkan praktik pendidikan, terutama dalam mengajar matematika. Dia menganjurkan metode yang menyelaraskan pendekatan pendidikan dengan proses pembelajaran alami otak. Selain itu, Dehaene membahas implikasi dari temuannya pada pendidikan, menunjukkan bahwa metode pengajaran yang disesuaikan dapat meningkatkan keterampilan matematika pada siswa. Dengan menjembatani kesenjangan antara ilmu saraf dan pendidikan, ia mengusulkan strategi inovatif untuk menumbuhkan pemahaman numerik dan mengatasi kesulitan yang dihadapi oleh pelajar. Kontribusinya bertujuan untuk membentuk kembali bagaimana pendidik mendekati mengajar matematika dengan cara yang selaras dengan prinsip -prinsip perkembangan kognitif.
Stanislas DeHaene adalah ahli saraf kognitif terkemuka yang karyanya berfokus pada bagaimana kita memahami angka dan matematika di otak. Penelitiannya memberikan wawasan tentang fondasi saraf kognisi numerik dan implikasi pendidikan dari temuan ini.
Melalui studinya, Dehaene menyoroti kemampuan numerik yang melekat yang dimiliki manusia sejak bayi. Dia menekankan bahwa mengenali dan memanfaatkan keterampilan bawaan ini dapat secara signifikan memengaruhi bagaimana aritmatika diajarkan.
Dengan mengadvokasi metode yang selaras dengan proses kognitif, DeHaene bertujuan untuk meningkatkan strategi pendidikan dan meningkatkan hasil pembelajaran matematika untuk semua siswa. Pendekatan interdisiplinernya berdiri di garis depan menggabungkan ilmu saraf dan pendidikan.