๐Ÿ“– Toni Morrison

๐ŸŒ Amerika

๐ŸŽ‚ February 18, 1931  โ€“  โšฐ๏ธ August 5, 2019
Toni Morrison adalah seorang novelis Amerika yang berpengaruh, yang dikenal karena eksplorasi kuatnya terhadap budaya dan identitas Afrika -Amerika. Dilahirkan pada tahun 1931 di Lorain, Ohio, ia tumbuh di lingkungan yang dipisahkan secara rasial, yang secara mendalam membentuk perspektifnya. Karier sastra Morrison dimulai pada akhir abad ke -20, dan ia menjadi wanita Afrika -Amerika pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dalam sastra pada tahun 1993. Karya -karya Morrison dirayakan karena pengembangan mereka yang kaya dan pengembangan karakter yang mendalam. Dia sering membahas tema ras, keluarga, dan sejarah, yang beresonansi dengan pembaca lintas generasi. Novel -novelnya yang paling terkenal termasuk "Loved," "Song of Solomon," dan "The Bluest Eye," masing -masing menyoroti kompleksitas pengalaman Afrika -Amerika dalam masyarakat yang ditandai dengan prasangka rasial. Di luar fiksinya, Morrison juga seorang akademis dan editor, berkontribusi signifikan terhadap sastra dan kritik budaya. Dia mengajar di berbagai lembaga dan tetap menjadi suara aktif dalam membahas keadilan sosial dan peran mendongeng. Warisannya terus menginspirasi penulis dan pembaca, menegaskan tempatnya sebagai tokoh monumental dalam sastra Amerika. Toni Morrison adalah seorang novelis Amerika yang berpengaruh, yang dikenal karena eksplorasi kuatnya terhadap budaya dan identitas Afrika -Amerika. Dilahirkan pada tahun 1931 di Lorain, Ohio, ia tumbuh di lingkungan yang dipisahkan secara rasial, yang secara mendalam membentuk perspektifnya. Karier sastra Morrison dimulai pada akhir abad ke -20, dan ia menjadi wanita Afrika -Amerika pertama yang memenangkan Hadiah Nobel dalam sastra pada tahun 1993. Karya Morrison dirayakan karena pengembangan karakter mereka yang kaya dan karakter yang mendalam. Dia sering membahas tema ras, keluarga, dan sejarah, yang beresonansi dengan pembaca lintas generasi. Novel -novelnya yang paling terkenal termasuk "dicintai," "Song of Solomon," dan "The Bluest Eye," masing -masing menyoroti kompleksitas pengalaman Afrika -Amerika dalam masyarakat yang ditandai dengan prasangka rasial. Di luar fiksinya, Morrison juga seorang akademis dan editor, berkontribusi secara signifikan terhadap sastra dan kritik budaya. Dia mengajar di berbagai lembaga dan tetap menjadi suara aktif dalam membahas keadilan sosial dan peran mendongeng. Warisannya terus menginspirasi penulis dan pembaca, menegaskan tempatnya sebagai tokoh monumental dalam literatur Amerika.
Tidak ada rekaman yang ditemukan.