Beberapa saat setelah kami pindah ke depot, kami mendengar ibu dan ayah berbicara tentang membeli kami anak -anak tempat tidur nyata, dan kami mengatakan mereka tidak boleh melakukannya. Kami menyukai kotak kami. Mereka membuat tidur tampak seperti petualangan. hal. 52
(A little while after we'd moved into the depot, we heard Mom and Dad talking about buying us kids real beds, and we said they shouldn't do it. We liked our boxes. They made going to bed seem like an adventure. pg. 52)
Dalam "The Glass Castle," Jeannette Walls merefleksikan pengalaman masa kecilnya setelah pindah ke situasi hidup baru. Dia ingat percakapan antara orang tuanya tentang membeli tempat tidur nyata untuk anak -anak. Anehnya, anak -anak menentang gagasan itu, mengungkapkan kesukaan mereka pada tempat tidur darurat yang mereka miliki, yang merupakan kotak sederhana. Kotak -kotak ini mengubah waktu tidur menjadi petualangan yang menarik, menampilkan kemampuan beradaptasi dan roh imajinatif mereka.
Momen ini menggambarkan ketahanan dan kreativitas anak -anak dalam keadaan yang menantang. Daripada melihat kurangnya furnitur tradisional mereka sebagai kerugian, mereka memeluknya sebagai sumber kesenangan dan kegembiraan. Sikap ini menyoroti bagaimana keluarga Walls menavigasi kehidupan mereka yang sering tidak stabil dengan rasa positif dan petualangan yang tidak ortodoks.