Sebuah foto dapat berbicara dengan kecemburuan atau kekecewaan fotografer sebanyak mungkin mengungkapkan kemarahan atau ketidaksetujuannya. Dan bahkan jika sebuah foto merekam kesempatan yang menggembirakan, di belakangnya mungkin masih ada lebih dari sekadar patah hati dari pihak fotografer. Ukuran kecil patah hati? Orang mungkin berpikir hal seperti itu tidak mungkin-jika hatimu hancur, maka pasti hancur sepenuhnya. Namun kebenarannya adalah bahwa kita dapat hidup dengan garis patahan kecil di dalam hati-sebagian besar dari kita melakukannya, dengan satu atau lain cara.
(A photograph may speak to the photographer's envy or disappointment just as much as it may reveal his anger or disapproval. And even if a photograph records a joyous occasion, behind it there may still be more than a small measure of heartbreak on the part of the photographer. A small measure of heartbreak? One might think such a thing is impossible--if your heart is broken, then surely it is broken completely. Yet the truth is that we can live with a minor fault-line in the heart--most of us do, in one way or another.)
Dalam Alexander McCall Smith, "Chance Developments: Tanpa Distertected Love Story," penulis mengeksplorasi emosi bernuansa yang dapat menyertai fotografi. Sebuah foto dapat mencerminkan lebih dari sekadar emosi emosi kegembiraan atau perayaan. Ini juga dapat menyampaikan perasaan iri, kekecewaan, atau patah hati yang mendasari fotografer, menyoroti kompleksitas pengalaman manusia yang terjalin dengan seni visual.
Gagasan bahwa seorang fotografer mungkin merasakan "sedikit patah hati" menunjukkan bahwa adalah mungkin untuk mengalami emosi yang campur aduk secara bersamaan. Kompleksitas ini menunjukkan bahwa bahkan saat -saat kebahagiaan yang diambil dalam foto dapat memiliki lapisan kedalaman emosional. Banyak orang hidup dengan perasaan yang belum terselesaikan, mengungkapkan bahwa hati dapat membawa sukacita dan kesedihan sekaligus, memengaruhi bagaimana momen dirasakan dan diingat.