Alexander Bell bertemu Mabel, belahan jiwanya, ketika dia mencari bimbingannya sebagai mahasiswa tuli. Meskipun lebih muda, Mabel sangat mempengaruhi Bell, memotivasi dia dalam pengejarannya. Momen penting dalam hubungan mereka terjadi ketika air mata Mabel mendorong Bell untuk naik kereta ke Philadelphia, yang mengarah ke penciptaan penemuannya yang paling ikonik, telepon.
Tragis, Mabel tidak akan pernah bisa mengalami telepon, karena dia kehilangan pendengarannya karena demam berdarah. Ini menyoroti sifat pahit dari cinta mereka - sementara mereka bersatu dalam kasih sayang, keadaan kehidupan membuat mereka terpisah dalam beberapa hal. Kisah mereka menggambarkan bagaimana cinta dapat menghubungkan individu sambil juga menavigasi tantangan yang disajikan kehidupan.