Sudah banyak kenangan dari dua minggu sebelumnya telah memudar: bau hotel kecil di St. Andrews; campuran masakan bacon untuk sarapan dan sabun beraroma lavender di kamar mandi; Udara dari laut melayang melintasi lapangan golf; Aroma kopi di bar kopi di South Street. Dia seharusnya mencatat mereka. Dia seharusnya mengatakan sesuatu tentang semua itu dan cahaya dan bukit -bukit dengan domba di atasnya seperti batu putih kecil.
(Already many of the memories of the previous two weeks had faded: the smell of that small hotel in St. Andrews; that mixture of bacon cooking for breakfast and the lavender-scented soap in the bathroom; the air from the sea drifing across the golf course; the aroma of coffee in the coffee bar in South Street. She should have noted them down. She should have said something about all that and the light and the hills with sheep on them like small white stones.)
Perikop ini mencerminkan seberapa cepat ingatan dapat memudar, terutama yang terkait dengan pengalaman sensorik. Narator mengenang bau dan pemandangan yang berbeda dari kunjungan baru -baru ini ke St. Andrews, menunjukkan bahwa momen -momen ini memiliki bobot emosional yang signifikan. Kombinasi aroma sehari -hari, seperti memasak bacon dan sabun lavender, bersama dengan atmosfer yang tenang, menangkap esensi tempat itu. Penyesalan tetap ada dalam pikiran narator, merenungkan pentingnya mendokumentasikan pengalaman singkat seperti itu.
Kesadaran ini menggarisbawahi keindahan momen -momen kecil sehari -hari yang mungkin diabaikan. Dengan menggambarkan lanskap alami, seperti bukit -bukit yang dihiasi domba, penulis membangkitkan rasa nostalgia dan apresiasi untuk kesenangan sederhana hidup. Refleksi menyedihkan ini berfungsi sebagai pengingat yang melestarikan kenangan memperkaya pemahaman kita tentang tempat -tempat yang kita kunjungi dan perasaan yang mereka inspirasi.