Eddie berbalik. Karena saya menyelamatkan Anda, sekuat tahun -tahun itu untuk Anda, seburuk itu dengan tangan Anda, Anda juga harus tumbuh dewasa. Dan karena Anda harus tumbuh dewasa ... ketika dia berbalik, Annie Froze. Eddie menggendong bayi laki -laki, dengan topi biru kecil di kepalanya. Laurence? Annie berbisik. Eddie melangkah maju dan menempatkan putranya di lengannya yang gemetar. Seketika, Annie utuh lagi, tubuhnya lengkap. Dia memeluk bayi di dadanya, tempat lahir keibuan yang mengisinya dengan perasaan paling murni. Dia tersenyum dan menangis dan dia tidak bisa berhenti menangis. Sayang, dia menyembur. Oh, bayiku, bayiku ...
(Eddie turned away. Because I saved you, as tough as those years were for you, as bad as it was with your hand, you got to grow up, too. And because you got to grow up...When he turned back, Annie froze. Eddie was holding a baby boy, with a small blue cap on his head.Laurence? Annie whispered.Eddie stepped forward and placed her son in her trembling arms. Instantly, Annie was whole again, her body complete. She cradled the infant against her chest, a motherly cradle that filled her with the purest feeling. She smiled and wept and she could not stop weeping.My baby, she gushed. Oh, my baby, my baby...)
Eddie merefleksikan perjuangan dan kesulitan yang dia hadapi sambil juga menyadari pentingnya pertumbuhan dan menjadi orang yang lebih baik. Dia menekankan pentingnya pengalaman ini dengan berbagi kegembiraan awal yang baru dengan Annie. Ketika dia berbalik, dia mengungkapkan momen pedih yang mengubah segalanya untuknya.
Dalam adegan yang lembut, Eddie memberikan Annie bayi laki -laki, Laurence, memicu gelombang emosi di dalam dirinya. Momen ini melengkapi dia dan mengisinya dengan cinta dan kebahagiaan yang luar biasa. Reaksi Annie - dipenuhi dengan air mata sukacita - sangat menyoroti kekuatan menjadi ibu dan ikatan mendalam yang ia bagikan dengan anaknya, menunjukkan dampak transformatif dari cinta dan koneksi.