semua yang kami tahu, semua yang kami rasakan!' 'Belum semuanya,' katanya sambil menyentuh pipinya. 'Aku Jason bagimu, Bourne bagiku, karena itulah nama yang diberikan kepadaku, dan aku harus menggunakannya karena aku tidak punya nama lain. Tapi itu bukan milikku.
(everything we knew, everything we felt!' 'Not quite everything,' he said, touching her cheek. 'I'm Jason to you, Bourne to me, because that's the name I was given, and have to use it because I don't have any other. But it's not mine.)
Dalam "The Bourne Identity" karya Robert Ludlum, konsep identitas dieksplorasi secara mendalam melalui interaksi dua karakter. Satu karakter mengungkapkan rasa keterhubungan dan berbagi emosi, yang menunjukkan pemahaman mendalam tentang pengalaman masing-masing. Momen ini menyoroti kompleksitas hubungan antarmanusia dan bagaimana hubungan tersebut dapat melampaui sejarah pribadi.
Jason yang menyandang nama Bourne mengungkap perjuangan identitasnya. Meskipun dia menggunakan nama yang diberikan kepadanya, dia merasa nama itu bukan miliknya, menunjukkan kehilangan dirinya. Pengakuannya menandakan keterputusan antara masa lalu dan masa kini, yang menggambarkan tema ingatan dan identitas yang merupakan inti narasi.