Saya melakukannya untuk melindungi reputasi baik saya jika ada yang pernah menangkap saya berjalan -jalan dengan apel kepiting di pipi saya. Dengan bola karet di tangan saya, saya bisa menyangkal ada apel kepiting di pipi saya. Setiap kali seseorang bertanya kepada saya mengapa saya berjalan -jalan dengan apel kepiting di pipi saya, saya hanya akan membuka tangan saya dan menunjukkan kepada mereka bahwa itu adalah bola karet yang saya jalani, bukan apel kepiting, dan bahwa mereka ada di tangan saya, bukan pipi saya. Itu adalah cerita yang bagus, tetapi saya tidak pernah tahu apakah itu berhasil atau tidak, karena cukup sulit untuk membuat orang memahami Anda ketika Anda berbicara dengan mereka dengan dua apel kepiting di pipi Anda.
(I did it to protect my good reputation in case anyone ever caught me walking around with crab apples in my cheeks. With rubber balls in my hands I could deny there were crab apples in my cheeks. Everytime someone asked me why I was walking around with crab apples in my cheeks, I'd just open my hands and show them it was rubber balls I was walking around with, not crab apples, and that they were in my hands, not my cheeks. It was a good story, but I never knew if it got across or not, since its pretty hard to make people understand you when your talking to them with two crab apples in your cheeks.)
Pembicara dalam kutipan mengungkapkan keinginan untuk mempertahankan reputasi yang baik meskipun ada absurditas dari situasi di mana mereka dianggap berjalan -jalan dengan apel kepiting di pipi mereka. Dengan memegang bola karet di tangan mereka, pembicara bertujuan untuk menangkis perhatian dan membuat narasi alternatif yang mengalihkan dari absurditas, memungkinkan mereka untuk menyangkal apel kepiting sepenuhnya. Strategi imajinatif berfungsi sebagai cara untuk menghindari penilaian dan melestarikan citra mereka dalam keadaan yang aneh.
Refleksi ini menyoroti kompleksitas komunikasi ketika penampilan seseorang dapat menyebabkan kesalahpahaman. Pembicara mengakui tantangan untuk menyampaikan pesan sambil berurusan dengan absurditas memiliki apel kepiting di pipi mereka, menandakan betapa sulitnya untuk mengklarifikasi niat dan identitas seseorang dalam situasi yang membingungkan atau tidak terduga. Humor dalam situasi menggarisbawahi perjuangan antara kenyataan dan persepsi, menggambarkan panjangnya orang akan pergi untuk melindungi diri dari kesalahpahaman.