Menurutku itu tidak ada hubungannya dengan kebenaran, Olhado. Itu hanya sebab dan akibat. Kita tidak pernah bisa memilahnya. Ilmu pengetahuan menolak mengakui sebab apa pun kecuali sebab pertama—jika satu kartu domino dijatuhkan, maka kartu domino berikutnya juga akan jatuh. Namun jika menyangkut manusia, satu-satunya penyebab yang penting adalah penyebab akhir, yaitu tujuan. Apa yang ada dalam pikiran seseorang. Begitu Anda memahami apa yang sebenarnya diinginkan orang, Anda tidak bisa membenci mereka lagi. Anda boleh takut pada mereka, namun Anda tidak boleh membencinya, karena Anda selalu bisa menemukan keinginan yang sama dalam hati Anda sendiri.

Menurutku itu tidak ada hubungannya dengan kebenaran, Olhado. Itu hanya sebab dan akibat. Kita tidak pernah bisa memilahnya. Ilmu pengetahuan menolak mengakui sebab apa pun kecuali sebab pertama—jika satu kartu domino dijatuhkan, maka kartu domino berikutnya juga akan jatuh. Namun jika menyangkut manusia, satu-satunya penyebab yang penting adalah penyebab akhir, yaitu tujuan. Apa yang ada dalam pikiran seseorang. Begitu Anda memahami apa yang sebenarnya diinginkan orang, Anda tidak bisa membenci mereka lagi. Anda boleh takut pada mereka, namun Anda tidak boleh membencinya, karena Anda selalu bisa menemukan keinginan yang sama dalam hati Anda sendiri.


(I don't think it has anything to do with truth, Olhado. It's just cause and effect. We never can sort them out. Science refuses to admit any cause except first cause-knock down one domino, the one next to it also falls. But when it comes to human beings, the only type of cause that matters is final cause, the purpose. What a person had in mind. Once you understand what people really want, you can't hate them anymore. You can fear them, but you can't hate them, because you can always find the same desires in your own heart.)

📖 Orson Scott Card

🌍 Amerika  |  👨‍💼 Penulis

(0 Ulasan)

Kutipan tersebut mencerminkan kompleksitas motivasi manusia dan perbedaan antara kausalitas ilmiah dan pemahaman perilaku manusia. Ilmu pengetahuan sering kali mengidentifikasi penyebab langsung dari fenomena fisik, namun gagal dalam menjelaskan tujuan di balik tindakan manusia. Hal ini menekankan bahwa penyebab pertama bisa saja bersifat langsung, namun tindakan manusia sangat terkait dengan niat dan keinginan. Pemahaman ini menyoroti alasan-alasan terdalam di balik mengapa orang berperilaku seperti itu.

Memahami keinginan orang lain dapat menumbuhkan empati, bukan kebencian. Saat kita memahami apa yang mendorong seseorang, kita dapat memahami motivasi mereka, yang dapat mengurangi perasaan permusuhan. Perspektif ini mendorong refleksi terhadap keinginan kita sendiri dan menyoroti keterkaitan pengalaman manusia, menunjukkan bahwa mengenali keinginan bersama membantu kita mengarahkan penilaian kita terhadap orang lain.

Page views
135
Pembaruan
Oktober 30, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.