Di "The Glass Castle" oleh Jeannette Walls, momen pedih muncul ketika ibu narator mengungkapkan perasaannya tentang kepergian anaknya. Dia mengakui bahwa kesedihannya bukan karena kehilangan putrinya, tetapi dari rasa iri hati. Sang ibu merasa terjebak dalam hidupnya saat ini sementara putrinya memulai petualangan yang menyenangkan di New York. Ini menyoroti kompleksitas hubungan keluarga dan aspirasi yang ada di luar keadaan mereka.
Kutipan ini mencerminkan kebenaran emosional yang lebih dalam, merangkum tema kerinduan dan keadilan dalam dinamika orangtua-anak. Ini menggarisbawahi mimpi ibu yang tidak terpenuhi dan penyesalan yang dia rasakan, menciptakan ketegangan pahit. Sentimen ini menangkap perjuangan universal, di mana aspirasi bertabrakan dengan kenyataan, menjadikannya momen pedih yang beresonansi dengan banyak pembaca.