Saya tidak pernah menemui pendeta untuk mengaku dosa, katanya, karena saya tahu mereka akan meremehkan saya karena dosa saya. Namun ketika kamu menyebutkan semua dosaku hari ini, aku dapat menanggungnya karena aku tahu kamu tidak membenciku. Tapi aku tak mengerti kenapa, sampai sekarang. Aku bukan orang yang meremehkan orang lain karena dosa mereka, kata Ender. Saya belum menemukannya, yang tidak saya katakan dalam hati, saya telah berbuat lebih buruk dari ini. Bertahun-tahun Anda menanggung beban rasa bersalah umat manusia.

Saya tidak pernah menemui pendeta untuk mengaku dosa, katanya, karena saya tahu mereka akan meremehkan saya karena dosa saya. Namun ketika kamu menyebutkan semua dosaku hari ini, aku dapat menanggungnya karena aku tahu kamu tidak membenciku. Tapi aku tak mengerti kenapa, sampai sekarang. Aku bukan orang yang meremehkan orang lain karena dosa mereka, kata Ender. Saya belum menemukannya, yang tidak saya katakan dalam hati, saya telah berbuat lebih buruk dari ini. Bertahun-tahun Anda menanggung beban rasa bersalah umat manusia.


(I never went to the priests to confess, she said, because I knew they would despise me for my sin. Yet when you named all my sins today, I could bear it because I knew you didn't despise me. I couldn't understand why, though, till now.I'm not one to despise other people for their sins, said Ender. I haven't found one yet, that I didn't say inside myself, I've done worse than this.All these years you've borne the burden of humanity's guilt.)

πŸ“– Orson Scott Card

🌍 Amerika  |  πŸ‘¨β€πŸ’Ό Penulis

πŸŽ‚ August 24, 1951
(0 Ulasan)

Dalam "Speaker for the Dead" oleh Orson Scott Card, seorang karakter merefleksikan keengganannya untuk meminta pengakuan dosa dari pendeta karena takut dihakimi dengan keras atas dosa-dosanya. Dia menemukan penghiburan di hadapan Ender, yang telah menunjukkan pengertian dan kasih sayang daripada meremehkan. Kesadaran ini memungkinkan dia untuk menghadapi kesalahannya sendiri, menunjukkan pentingnya penerimaan atas penilaian dalam menangani pelanggaran pribadi.

Ender berbagi sudut pandangnya, dengan mengungkapkan bahwa dia tidak bisa meremehkan dosa orang lain karena dia menyadari kekurangannya sendiri. Pendekatan empatiknya menyoroti gagasan bahwa setiap individu memikul beban rasa bersalahnya masing-masing, menunjukkan bahwa pengertian dan kasih sayang dapat memfasilitasi penyembuhan dan hubungan. Pada akhirnya, dialog tersebut merangkum tema empati manusia dan perjuangan melawan rasa bersalah dan penebusan.

Page views
52
Pembaruan
Oktober 30, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.