Dalam novel "Birdsong" oleh Sebastian Faulks, kutipan "lebih baik memiliki pemeliharaan yang memfitnah daripada yang acuh tak acuh" menekankan pentingnya memiliki tujuan atau arahan, bahkan jika itu mungkin datang dengan kesulitan atau kedengkian. Perspektif ini menunjukkan bahwa segala bentuk keterlibatan, baik positif atau negatif, memiliki nilai lebih dari apatis. Ini menyiratkan bahwa koneksi dengan nasib atau takdir dapat memicu ketahanan dan motivasi manusia.
Idenya beresonansi dengan tema buku yang lebih luas, yang mengeksplorasi cinta, perang, dan lanskap emosional yang mendalam dari karakternya. Dihadapkan dengan kebrutalan konflik, karakter bergulat dengan pemahaman mereka sendiri tentang nasib dan dampak dari pilihan mereka, menyoroti gairah itu, bahkan lahir dari penderitaan, lebih disukai daripada kehidupan tanpa makna. Ini mencerminkan pengalaman manusia, di mana perjuangan seringkali dapat menyebabkan pertumbuhan dan kesadaran yang lebih besar.