Seperti usia dan seksisme, Lookism ada di mana-mana, menghasilkan mendapatkan pekerjaan terbaik, memenangkan semua pujian, dikeluarkan dari tiket parkir terbanyak oleh sipir lalu lintas yang berhati lembut; secara umum disukai.


(Like ageism and sexism, lookism was everywhere, resulting in the good-looking getting the best jobs, winning all the plaudits, being let off the most parking tickets by soft-hearted traffic wardens; being generally favoured.)

(0 Ulasan)

Konsep penampilan, mirip dengan ageism dan seksisme, menyoroti bias yang dihadapi oleh individu berdasarkan penampilan fisik mereka. Dalam masyarakat, orang yang menarik sering menerima perlakuan preferensial, yang tercermin dalam berbagai aspek kehidupan, dari kesempatan kerja hingga interaksi sehari -hari seperti menerima keringanan hukuman dari figur otoritas seperti sipir lalu lintas. Bias sosial ini menunjukkan bahwa penampilan dapat secara terlalu mempengaruhi persepsi dan hasil, memungkinkan orang yang tampan menikmati keunggulan dibandingkan orang lain.

Pengamatan ini menimbulkan pertanyaan penting tentang keadilan bias tersebut dan implikasinya. Sama seperti usia dan gender dapat menyebabkan diskriminasi, Lookisme menunjuk pada masalah yang meresap di mana kecantikan menentukan keberhasilan dan penerimaan. Eksplorasi tema -tema ini dalam "Pentingnya Menjadi Seven" menjelaskan seberapa mendalam norma -norma budaya yang mendarah daging mendukung penampilan tertentu, menggarisbawahi kebutuhan akan kesadaran dan perubahan sikap masyarakat terhadap keindahan dan nilai.

Page views
102
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.