Tidak ada apa-apa. Jantung berdebar. Respirasi dan semua proses somatik termasuk segala macam respons otonom yang dikendalikan diencephalic terhadap krisis: adrenalin yang lebih besar dari denyut nadi detak jantung yang menuangkan mata lumpur mata lumpuh menatap usus longgar et al. Perut mual dan naluri seks ditekan. Namun tidak ada yang tidak melihat apa pun untuk dilakukan tubuh. Jalankan semua dalam persiapan untuk penerbangan panik. Tapi di mana dan mengapa Tuan Tagomi bertanya pada dirinya sendiri. Tidak ada petunjuk. Oleh karena itu mustahil. Dilema tubuh manusia beradab dimobilisasi tetapi bahaya tidak jelas.


(Nothing. Heart pounding. Respiration and all somatic processes including all manner of diencephalic-controlled autonomic responses to crises: adrenalin greater heartbeat pulse rate glands pouring throat paralysed eyes staring bowels loose et al. Stomach queasy and sex instinct suppressed. And yet nothing to see nothing for body to do. Run All in preparation for panic flight. But where to and why Mr Tagomi asked himself. No clue. Therefore impossible. Dilemma of civilized man body mobilized but danger obscure.)

(0 Ulasan)

Perikop ini mencerminkan konflik internal yang mendalam yang dialami oleh Mr. Tagomi, di mana tubuhnya bereaksi secara naluriah terhadap ancaman yang tak terlihat. Bat jantungnya dan respons otonomnya dipicu, menunjukkan keadaan panik. Namun, terlepas dari reaksi fisik yang intens, ia mendapati dirinya dihadapkan dengan bahaya yang tidak pasti, membuatnya lumpuh dan bingung, tidak dapat mengidentifikasi tindakan. Penjajaran ini menyoroti perjuangan individu yang beradab ketika naluri fisik berbenturan dengan kurangnya kejelasan dalam situasi tersebut.

Dilema ini mengungkapkan kompleksitas pengalaman manusia, di mana respons naluriah dapat menjadi sia -sia tanpa adanya ancaman yang jelas. Kecemasan Mr. Tagomi menggambarkan bagaimana peradaban mempersulit reaksi pertarungan atau penerbangan utama kita, sehingga sulit untuk menavigasi ketakutan ketika tidak ada bahaya eksternal yang jelas. Ini merangkum krisis eksistensial manusia modern; Sementara tubuh bersiap untuk bertahan hidup, pikiran bergulat dengan ambiguitas, menggarisbawahi komentar yang lebih dalam tentang sifat ketakutan dalam masyarakat yang terstruktur.

Page views
5
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.