Dia mengingatkannya pada {...} semua kesengsaraan yang menggigil dan mengejutkan di dunia yang belum pernah memberikan cukup panas dan makanan dan keadilan bagi semua kecuali segelintir yang cerdik dan tidak bermoral. Sungguh bumi yang buruk!
(She reminded him of {...} all the shivering, stupefying misery in a world that never yet had provided enough heat and food and justice for all but an ingenious and unscrupulous handful. What a lousy earth!)
Kutipan ini mencerminkan rasa kekecewaan yang mendalam dengan keadaan dunia, di mana hanya sedikit manfaat dari sumber dayanya sementara mayoritas menderita. Ini menggambarkan realitas nyata yang ditandai oleh kekurangan dan ketidakadilan, menunjukkan bahwa sistem dunia gagal menyediakan untuk semua orang secara setara. Sentimen keputusasaan dan frustrasi ini menyoroti perjuangan gigih yang dihadapi oleh banyak orang di masyarakat.
Dalam "Catch-22," Joseph Heller merangkum perasaan putus asa yang merasuki keberadaan manusia, menggarisbawahi ketidakadilan yang menyebabkan penderitaan yang meluas. Realisasi karakter dari kebenaran suram ini berbicara pada kritik yang lebih luas terhadap struktur sosial, menekankan perlunya perubahan dan pencarian keadilan di dunia yang sering tampak acuh tak acuh terhadap keadaan buruk dari yang rentan.