Dalam kutipan ini dari "Catch-22," karakter bergulat dengan keraguan mendalam tentang iman ketika ia merenungkan berbagai karya sastra. Meskipun Alkitab berfungsi sebagai pemandu spiritual, ia mempertanyakan apakah ajarannya benar -benar dapat memberikan jawaban atas misteri kehidupan, terutama jika dibandingkan dengan klasik lain seperti "Bleak House" dan "Treasure Island." Perbandingan ini menimbulkan keraguan eksistensial tentang validitas konsep agama yang mendalam ketika dihadapkan dengan kesederhanaan atau ketidaktahuan pemahaman manusia.
Perikop ini juga menyoroti skeptisisme karakter tentang kebijaksanaan ilahi. Dia mempertanyakan gagasan bahwa Tuhan dapat khawatir tentang ambisi manusia, seperti pembangunan menara yang mencapai surga. Ironi ini menunjukkan konflik antara aspirasi manusia dan narasi keagamaan, yang mengarah pada perenungan yang lebih besar dari relevansi iman dalam memahami kompleksitas keberadaan dan dunia alami.