Keterlambatan adalah penghinaan terbesar dari mereka semua; Pengaturan dilakukan agar sesuai dengan mereka yang peduli - itu adalah puncak kekasaran untuk mengabaikan kebutuhan orang lain.
(Tardiness was the greatest insult of them all; arrangements were made to suit those concerned – it was the height of rudeness to overlook other people's needs.)
Keterlambatan digambarkan sebagai penghinaan yang mendalam, menekankan pentingnya memperhatikan waktu dan pengaturan orang lain. Ketika seseorang terlambat, itu mengabaikan upaya yang telah dilakukan orang lain, menunjukkan kurangnya rasa hormat terhadap kebutuhan dan komitmen mereka. Sentimen ini menyoroti bahwa ketepatan waktu bukan hanya tentang tepat waktu tetapi juga tentang menilai hubungan interpersonal dan pengorbanan yang dilakukan orang lain.
Kutipan ini menggambarkan bahwa dalam interaksi sosial, khususnya dalam konteks yang lebih formal atau serius, terlambat dapat secara signifikan merusak hubungan. Ini menggarisbawahi bagaimana norma -norma budaya menentukan bahwa menghormati waktu orang lain adalah penting dan bahwa mengabaikan hal ini dipandang sebagai pelanggaran besar etiket. Intinya, tindakan keterlambatan mencerminkan sifat -sifat karakter yang lebih dalam dan kesalahpahaman tentang tanggung jawab sosial.