Pernah ada hanya partikel debu di ruang angkasa, gas hidrogen panas, tidak lebih, dan itu akan datang lagi. Ini adalah interval, Ein augenblick. Proses kosmik terburu -buru, menghancurkan kehidupan kembali ke granit dan metana; Roda berbalik untuk semua kehidupan. Semuanya sementara. Dan mereka-orang gila ini merespons granit, debu, kerinduan orang mati; Mereka ingin membantu Natur. Dan, pikirnya, saya tahu mengapa. Mereka ingin menjadi agen, bukan korban, sejarah. Mereka mengidentifikasi dengan kekuatan Tuhan dan percaya bahwa mereka seperti dewa. Itulah kegilaan dasar mereka.
(there was once only the dust particles in space, the hot hydrogen gases, nothing more, and it will come again. This is an interval, ein Augenblick. The cosmic process is hurrying on, crushing life back into the granite and methane; the wheel turns for all life. It is all temporary. And they-these madmen-respond to the granite, the dust, the longing of the inanimate; they want to aid Natur. And, he thought, I know why. They want to be the agents, not the victims, of history. They identify with God's power and believe they are godlike. That is their basic madness.)
Perikop ini mencerminkan sifat transien keberadaan, menunjukkan bahwa kehidupan muncul dari unsur -unsur primordial alam semesta, seperti debu dan gas. Ini menggambarkan kembalinya yang tak terhindarkan ke keadaan ini, menekankan bahwa semua kehidupan bersifat sementara dan tunduk pada siklus kosmik. Transisi ini menggambarkan ketidakkekalan kehidupan saat ia membentuk kembali dan akhirnya kembali ke bentuk aslinya.
Madmen yang disebutkan dalam teks digambarkan sebagai individu yang berusaha untuk mengendalikan atau mempengaruhi tatanan alam. Keinginan mereka untuk terlibat dengan alam dan sejarah berasal dari kerinduan akan kekuasaan dan signifikansi. Mereka ingin menjadi peserta aktif dalam pembukaan peristiwa, menyelaraskan diri mereka dengan otoritas seperti dewa. Ambisi ini ditandai sebagai bentuk kegilaan, didorong oleh kebutuhan yang mendalam untuk melampaui peran korban belaka dalam narasi besar keberadaan.