Dalam "Catch-22" karya Joseph Heller, sebuah karakter mengekspresikan antusiasme atas zat aneh yang menyerupai permen kapas tetapi seharusnya lebih baik. Pembicara menyoroti keunikannya, menunjukkan bahwa itu terbuat dari kapas asli, dan terutama menekankan keunggulan kapas Mesir, terkenal karena kualitasnya. Ini menyampaikan rasa urgensi dan hasrat dalam keinginan untuk berbagi pengalaman yang menyenangkan ini dengan sesama prajuritnya.
Sifat lucu dari kutipan menyandingkan realitas perang yang keras dengan absurditas mencari sukacita dalam hal -hal sepele. Ini menunjukkan bahwa bahkan kesenangan yang paling biasa, seperti menikmati permen kapas, dapat menjadi signifikan dalam konteks lingkungan yang kacau. Keinginan untuk membuat orang lain mengambil bagian dalam suguhan ini mencerminkan kerinduan manusia yang umum akan koneksi dan kebahagiaan di tengah keadaan yang sulit.