Paradoks yang goyah ini adalah pilar dari sikap penjahat. Seorang pria yang telah meniup semua pilihannya tidak mampu membayar kemewahan mengubah caranya. Dia harus memanfaatkan apa pun yang tersisa, dan dia tidak mampu mengakui-tidak peduli seberapa sering dia diingatkan-bahwa setiap hari dalam hidupnya membawanya lebih jauh ke gang buta.
(This wavering paradox is a pillar of the outlaw stance. A man who has blown all his options can't afford the luxury of changing his ways. He has to capitalize on whatever he has left, and he can't afford to admit-no matter how often he's reminded of it-that every day of his life takes him farther down a blind alley.)
Mentalitas Outlaw mewujudkan kontradiksi yang kompleks, di mana seorang individu, telah kehabisan semua kemungkinan, mendapati dirinya tidak dapat menggeser perilakunya. Kesulitan ini mendorongnya untuk sepenuhnya mengeksploitasi opsi terbatas yang masih tersedia, berpegang teguh pada sisa -sisa kehidupan sebelumnya. Ini adalah posisi yang sulit yang mencegahnya dari mengakui realitas keadaannya.
Setiap hari berlalu berfungsi sebagai pengingat jalan yang tak terhindarkan yang mengarah ke jalan buntu, namun penjahat tetap menyangkal. Penolakan yang gigih ini untuk menghadapi kebenaran menggarisbawahi perjuangan dan keputusasaan yang dihadapi oleh seseorang yang terperangkap dalam siklus yang merusak diri sendiri, menyoroti kedalaman kesulitan mereka dan paradoks di jantung keberadaan mereka.