Kutipan dari "Cloud Atlas" karya David Mitchell menyoroti rapuhnya kemajuan yang dicapai dengan susah payah. Hal ini menekankan betapa mudahnya kemajuan signifikan yang telah dicapai selama beberapa generasi dapat dibatalkan oleh keputusan impulsif dari tokoh-tokoh berpengaruh, seperti presiden atau jenderal. Hal ini menunjukkan sebuah kisah peringatan tentang dampak pilihan kepemimpinan terhadap manfaat masyarakat.
Lebih jauh lagi, pernyataan tersebut menunjukkan sifat kekuasaan yang tidak dapat diprediksi dan konsekuensinya. Ungkapan "pena presiden yang rabun" mengacu pada keputusan yang bersifat jangka pendek, sedangkan "pedang jenderal yang angkuh" mencerminkan penggunaan kekuatan militer yang sembrono. Kedua hal ini menggambarkan bahwa perjalanan menuju kemajuan sangatlah berbahaya dan rentan terhadap keinginan pihak yang berwenang.