Lubang hidung Tsornin tampak merah, tapi telinganya tetap waspada seperti biasanya, dan sesekali dia menggosokkan hidungnya dengan lembut ke tengkuk wanita itu, kalau-kalau dia tidak memikirkannya untuk sementara waktu.

Lubang hidung Tsornin tampak merah, tapi telinganya tetap waspada seperti biasanya, dan sesekali dia menggosokkan hidungnya dengan lembut ke tengkuk wanita itu, kalau-kalau dia tidak memikirkannya untuk sementara waktu.


(Tsornin's nostrils showed red, but his ears were as alert as ever, and occasionally he would rub his nose gently against the nape of her neck, just in case she was momentarily not thinking about him.)

(0 Ulasan)

Dalam "The Blue Sword" karya Robin McKinley, Tsornin digambarkan sebagai karakter dengan kesadaran yang tajam. Meskipun lubang hidungnya berwarna merah, yang mungkin menunjukkan kegelisahan atau kegembiraan, telinganya tetap penuh perhatian dan waspada, menunjukkan kepekaannya terhadap lingkungan sekitarnya. Perhatian ini menyoroti sifat instingtualnya sebagai binatang atau tokoh mitos, yang menunjukkan hubungannya dengan protagonis.

Tsornin juga menunjukkan perilaku halus dan penuh kasih sayang dengan mengusap lembut hidungnya ke tengkuknya. Tindakan ini berfungsi sebagai pengingat yang meyakinkan akan kehadirannya, menunjukkan ikatan yang mendalam dan keinginan untuk diakui. Ini tidak hanya mencerminkan kesetiaannya tetapi juga hubungan emosional antar karakter, menekankan tema persahabatan dan saling ketergantungan dalam narasi.

Page views
175
Pembaruan
November 01, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.