Nah, begitulah saya, saya tidak pernah tahu bagaimana menginginkan apa yang diinginkan semua orang. Saya hanya berpikir untuk mencari rumah, suatu tempat untuk dibawa masuk. Menyerahkan hati yang kusut, melihat itu jatuh di keranjang wastepaper setiap saat. Di sini. Orang Amerika mengirim surat cinta sebagai imbalan.
(Well, that's how thick I am, I never knew how to want what everyone wants. I only thought to look for a home, some place to be taken in. Handing over a crumpled heart, seeing it dropped in the wastepaper basket every time. Here, though. Americans sent love letters in return.)
Dalam kutipan dari novel Barbara Kingsolver "The Lacuna," pembicara merenungkan perjuangan mereka untuk memahami keinginan mereka sendiri dibandingkan dengan harapan masyarakat. Mereka mengekspresikan rasa bingung atas ketidakmampuan mereka untuk memahami apa yang tampaknya diinginkan orang lain, menyoroti kerinduan untuk memiliki dan menerima. Citra "hati kusut" yang dibuang menunjukkan sejarah perasaan dan kesepian yang tidak diketahui.
Namun, kontrasnya datang ketika pembicara mengalami rasa koneksi yang baru ditemukan, karena mereka menerima surat cinta dari orang Amerika. Ini menandakan pergeseran dari isolasi ke terlihat dan dihargai, mengubah pemahaman mereka tentang hubungan dan pemenuhan emosional. Ini menandai titik balik di mana individu mulai menemukan tempat di mana mereka disambut dan dicintai, memenuhi keinginan mendalam mereka untuk sebuah rumah.