Ketika dia melakukan kesalahan kembali kepada Tuhan, lagu -lagunya setengah ditulis, karyanya setengah selesai, siapa yang tahu jalan apa yang menginjak kakinya yang memar, bukit -bukit kedamaian atau rasa sakit yang dia menangkan? Saya harap Tuhan tersenyum dan mengambil tangannya, dan berkata, "Miskin Boltir, Buku Bodoh! Hidup Sulit Dipahami: Mengapa Anda tidak bisa tetap di sekolah? "Sebuah puisi oleh Charles Hanson Towne
(When he went blundering back to God,His songs half written, his work half done,Who knows what paths his bruised feet trod,What hills of peace or pain he won?I hope God smiled and took his hand,And said, "Poor truant, passionate fool!Life's book is hard to understand:Why couldst thou not remain at school?"A poem by Charles Hanson Towne)
Puisi itu merefleksikan perjuangan seorang pria yang, terlepas dari upaya dan kreativitasnya, mendapati dirinya kembali kepada Tuhan dengan pekerjaan yang belum selesai. Ini membangkitkan rasa perjalanan yang telah dilakukannya, penuh dengan tantangan dan momen damai. Citra "kaki memar" menunjukkan kesulitan yang dialaminya, serta kekacauan emosional yang menyertai proses kreatifnya.
Pembicara mengungkapkan harapan bahwa sekembalinya, Tuhan menyambutnya dengan pengertian dan belas kasih. Sentimen menangkap kompleksitas kehidupan, mengakui bahwa pelajarannya bisa sulit dipahami. Ungkapan "bolos yang buruk, orang bodoh yang penuh gairah" menunjukkan perpaduan kekaguman dan belas kasihan bagi mereka yang mengejar hasrat mereka namun berjuang untuk menemukan kejelasan dan arahan di dunia yang membingungkan.