Apakah Anda ingin melihat negara Anda kalah? ' Mayor mayor bertanya. 'Kami tidak akan kalah. Kami punya lebih banyak pria, lebih banyak uang dan lebih banyak materi. Ada sepuluh juta orang berseragam yang bisa menggantikan saya. Beberapa orang terbunuh dan banyak lagi menghasilkan uang dan bersenang -senang. Biarkan orang lain terbunuh. '' Tapi anggaplah semua orang di pihak kita merasa seperti itu. ' 'Maka aku pasti akan menjadi orang bodoh yang terkutuk untuk merasakan dengan cara lain. Bukankah aku?


(Would you like to see your country lose?' Major Major asked. 'We won't lose. We've got more men, more money and more material. There are ten million men in uniform who could replace me. Some people are getting killed and a lot more are making money and having fun. Let somebody else get killed.''But suppose everybody on our side felt that way.' 'Then I'd certainly be a damned fool to feel any other way. Wouldn't I?)

📖 Joseph Heller

🌍 Amerika

🎂 May 1, 1923  –  ⚰️ December 12, 1999
(0 Ulasan)

Dalam pertukaran antara mayor mayor dan individu yang tidak disebutkan namanya, mayor besar bergulat dengan konsep patriotisme dan pengorbanan pribadi selama masa perang. Dia menyatakan keyakinan bahwa sumber daya yang lebih besar di negara mereka - tenaga kerja, keuangan, dan bahan - membuatnya tidak perlu baginya untuk khawatir tentang keselamatannya sendiri atau gagasan kehilangan perang. Sikap yang ia sampaikan adalah salah satu dari detasemen, menunjukkan bahwa perang adalah urusan impersonal di mana banyak orang lain dapat menggantikannya, mencerminkan sinisme tertentu tentang biaya konflik manusia.

Selain itu, respons Mayor Mayor terhadap kemungkinan apatis luas di antara rekan -rekannya menyoroti dinamika yang meresahkan dalam peperangan. Dia menyiratkan bahwa jika semua orang mengadopsi perspektifnya, itu akan membuat sikapnya bodoh, namun dia juga memperkuat penolakannya untuk mempertimbangkan implikasi dari ketidakpedulian semacam itu. Pandangan pesimistis ini menggarisbawahi tema sentral "Catch-22"-absurditas perang dan dilema moral yang dihadapi oleh orang-orang ketika terperangkap dalam konflik kelembagaan, di mana nilai kehidupan tampaknya berkurang dengan latar belakang keuntungan ekonomi dan persahabatan di antara para penyintas.

Page views
135
Pembaruan
Januari 27, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.