Protagonis menunjukkan kesukaan akan puisi sejak usia muda, terutama mengekspresikan kekaguman akan bahan arsip yang menangkap keindahan dan kesederhanaan, seperti yang terlihat dalam seruannya tentang seekor burung. Paparan awal puisi, mungkin bersumber dari majalah yang ditemukan di sebuah vila, memicu hasrat yang membawanya untuk menghafalnya dengan penuh semangat. Ketertarikan dalam literatur ini menggambarkan kecerdasan dan semangat kreatifnya.
Bakatnya untuk menghafal menyenangkan ibunya dan menarik perhatian Pasha, yang mengenali potensi bocah itu dan memprediksi masa depan yang cerah baginya sebagai dokter. Antusiasme awal untuk puisi ini menyoroti interaksi antara seni dan kecerdasan dalam perkembangannya, menggarisbawahi dampak pengasuhan dan dorongan di tahun -tahun formatifnya.