Yossarian mengerutkan dahinya dengan hiburan yang aneh. Anda tidak akan menikah dengan saya karena saya gila, dan Anda bilang saya gila karena saya ingin menikah dengan Anda? Apakah itu benar?
(Yossarian wrinkled his forehead with quizzical amusement. You won't marry me because I'm crazy, and you say I'm crazy because I want to marry you? Is that right?)
Dalam "Catch-22" karya Joseph Heller, karakter Yossarian mengekspresikan kebingungan dan humornya mengenai paradoks cinta dan kegilaan. Dia mempertanyakan logika seseorang yang mengklaim dia gila karena ingin menikahi mereka, menyiratkan bahwa keinginannya dianggap tidak rasional. Pernyataan ini mencerminkan absurditas hubungan manusia dan harapan masyarakat, menyoroti sifat cinta yang bertentangan di mana keinginan dapat dianggap sebagai kegilaan.
Dahi yang keriput Yossarian melambangkan perjuangannya untuk menavigasi kompleksitas emosinya. Retorikanya menggarisbawahi tema -tema novel, di mana karakter bergulat dengan absurditas perang dan kehidupan, sering mempertanyakan kewarasan mereka di dunia yang tampaknya tidak masuk akal. Momen ini merangkum esensi "Catch-22," menggambarkan cinta sebagai kerinduan dan sumber kebingungan, yang pada akhirnya mengeksplorasi pertanyaan filosofis yang lebih dalam tentang kewarasan dan koneksi.