Anda mungkin membayangkan bahwa keajaiban berhenti di bandara, dan sebagian besar itu terjadi. Ketika kami tiba di London, langit mendung dan berat. Sopir bus dari bandara itu muram dan tidak terawat; Jalanan tampak rusak dan kotor, orang-orang berwajah asam. Tapi itu, saya curiga, adalah bagaimana pulang ke rumah untuk semua orang; Warga Paris mungkin merasakan hal yang sama ketika mereka kembali dari tempat lain.


(You might imagine that the magic stopped at the airport, and to a great extent it did. When we arrived back in London, the skies were overcast and heavy. The bus driver from the airport was morose and unkempt; the streets seemed run-down and dirty, the people sour-faced. But that, I suspect, is how coming home is for everyone; Parisians probably felt the same when they returned from somewhere else.)

(0 Ulasan)

Setelah kembali ke London, pengalaman yang mempesona itu tampaknya memudar. Cuaca suram dan penampilan pengemudi bus yang berantakan berkontribusi pada rasa kekecewaan. Lingkungan itu terasa diabaikan, dengan jalan -jalan kotor dan ekspresi orang -orang mencerminkan ketidakbahagiaan. Kontras yang mencolok ini menyoroti perbedaan antara atmosfer Paris yang semarak dan kekecewaan rumah.

Perasaan pahit ini untuk kembali ke rumah cenderung universal. Sama seperti pelancong dari Paris mungkin mengalami kekecewaan yang sama, narasi ini menekankan bagaimana setiap tujuan membawa daya pikatnya sendiri, yang dapat membuat perjalanan kembali terasa kurang ajaib. Siklus perjalanan dan kembali ke kenyataan ini adalah tema umum bagi banyak orang.

Page views
29
Pembaruan
Januari 23, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.