Kutipan mencerminkan perasaan terisolasi dan keputusasaan yang mendalam yang dialami oleh seorang individu yang terasa seperti orang luar abadi di dunia yang ditandai dengan kefanaan dan kehilangan. Narator bergulat dengan siklus hidup dan mati yang berkelanjutan, menyaksikan orang -orang terkasih datang dan pergi, sementara mereka tetap menjadi orang asing bagi diri mereka sendiri dan orang lain. Kehidupan mereka terasa seperti penerbangan tanpa henti dari satu tempat ke tempat lain, menghasilkan rasa gila yang mendalam dan kerinduan untuk melarikan diri dari rasa sakit keberadaan.
Ketika siklus berlanjut dengan setiap generasi baru, narator menyoroti korban emosional dari orang tua dan tak terhindarkan pemisahan. Meskipun memberi kehidupan kepada anak -anak, mereka merasa terdorong untuk melarikan diri, yang menyebabkan sakit hati untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Rasa pemutusan ini menciptakan kondisi pengasingan abadi, di mana tidak ada ikatan atau rasa memiliki yang benar dapat dibentuk, meninggalkan narator tanpa ikatan yang menarik atau emosional, selamanya terperangkap dalam keadaan kerinduan dan kesunyian.