Seorang pria bisa menjadi penguasa turun -temurun, atau presiden terpilih, tetapi tidak menjadi pria, dan itu akan menunjukkan setiap perbuatannya. Tetapi jika Anda memiliki seorang pemimpin yang adalah seorang pria, dengan semua yang dimaksud ini, maka Anda memang beruntung.
(A man could be a hereditary ruler, or an elected president, but not be a gentleman, and that would show in his every deed. But if you had a leader who was a gentleman, with all that this meant, then you were lucky indeed.)
Kutipan ini menekankan perbedaan antara berbagai bentuk kepemimpinan dan kualitas yang melekat dari seorang pria sejati. Ini menunjukkan bahwa posisi seseorang, apakah sebagai penguasa turun -temurun atau presiden terpilih, tidak menjamin integritas atau bangsawan. Sebaliknya, tindakan dan karakter individu mengungkapkan sifatnya yang sebenarnya, terlepas dari judul atau otoritas mereka.
Selain itu, kutipan menunjukkan bahwa memiliki pemimpin yang mewujudkan kualitas seorang pria adalah keadaan yang beruntung. Pemimpin seperti itu kemungkinan akan menunjukkan rasa hormat, kehormatan, dan perilaku etis dalam tindakan mereka, meningkatkan pengalaman orang -orang yang mereka perintah. Ini menyoroti pentingnya karakter dalam kepemimpinan hanya lebih dari posisi atau kekuasaan.