Yang dia dengar hanyalah pernapasannya sendiri, diikuti dengan gema pernapasan itu. Dia menghirup dan mendengar napas yang lebih keras. Dia menghembuskan napas, dan itu juga menghembuskan napas. Eddie menutup matanya. Keheningan lebih buruk ketika Anda tahu itu tidak akan rusak, dan Eddie tahu.


(All he heard was his own labored breathing, followed by an echo of that breathing. He inhaled and heard a louder inhale. He exhaled, and it exhaled too. Eddie squeezed his eyes shut. Silence is worse when you know it won't be broken, and Eddie knew.)

(0 Ulasan)

Pada saat kesendirian yang intens, Eddie mendapati dirinya diselimuti keheningan, hanya disertai dengan suara napasnya yang berat. Setiap napas terasa diperkuat, menciptakan gema yang meningkatkan rasa isolasi. Suasana yang menindas ini sangat membebani dirinya, karena ia menyadari bahwa keheningan di sekitarnya adalah permanen dan tidak bersyukur.

Reaksi Eddie adalah salah satu putus asa saat dia menutup matanya, mencoba melarikan diri dari keheningan yang meresahkan. Pengetahuan tentang keheningan yang tidak berubah menambah ketidaknyamanannya, membuatnya sangat sadar akan kerentanannya sendiri dan kekosongan di sekitarnya. Momen yang jelas ini menyoroti tema -tema isolasi yang lebih dalam dan ketakutan tidak pernah terdengar dalam keheningan keberadaan yang luas.

Page views
30
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.