Dalam "Lima Orang yang Anda Temui di Surga" karya Mitch Albom, narasinya mengeksplorasi konsep kemarahan sebagai emosi manusia yang tidak melekat sejak lahir, menunjukkan bahwa kemarahan dipelajari dan dibentuk oleh pengalaman sepanjang hidup. Teks ini menekankan perjalanan memahami emosi, khususnya kemarahan, untuk memfasilitasi pertumbuhan dan penyembuhan pribadi.
Saat kehidupan berakhir, gagasan bahwa jiwa terbebas dari kemarahan menyoroti sifat sementara dari perasaan tersebut. Penekanannya terletak pada pentingnya merefleksikan emosi masa lalu untuk melangkah maju dalam kehidupan seseorang, menggarisbawahi pemahaman transformatif tentang diri sendiri dan alasan yang mendasari respons emosional.