Semua orang tua merusak anak -anak mereka. Ini adalah hidup mereka bersama. Menelantarkan. Kekerasan. Kesunyian. Dan sekarang, di suatu tempat di luar kematian, Eddie merosot ke dinding baja tahan karat dan jatuh ke tepi salju, disengat lagi oleh penolakan seorang pria yang cintanya, hampir tidak dapat dijelaskan, dia masih mengidam -lahan, seorang pria yang mengabaikannya, bahkan di surga. Ayahnya. Yang rusak.
(All parents damage their children. This was their life together. Neglect. Violence. Silence. And now, someplace beyond death, Eddie slumped against a stainless steel wall and dropped into a snowbank, stung again by the denial of a man whose love, almost inexplicably, he still coveted, a man ignoring him, even in heaven. His father. The damage done.)
Kutipan mencerminkan hubungan yang kompleks antara orang tua dan anak -anak, menekankan bahwa semua orang tua menimbulkan beberapa tingkat kerugian pada keturunan mereka, baik melalui pengabaian, kekerasan, atau tidak tersedianya emosional. Ini menggambarkan kenyataan dari rasa sakit dan keheningan bersama dalam sebuah keluarga, di mana bahkan setelah kematian, kerinduan akan cinta orang tua tetap ada meskipun luka yang ditimbulkan.
Pengalaman Eddie di akhirat menggambarkan perasaannya yang belum terselesaikan terhadap ayahnya, menyoroti dampak hubungan mereka yang bermasalah. Bahkan di tempat di luar kehidupan, Eddie bergulat dengan penolakan kasih sayang ayahnya, menggambarkan siklus tragis mencari persetujuan dan cinta yang tetap tidak terpenuhi, menggarisbawahi tema bekas luka emosional yang abadi.