Kadang -kadang, ada di surga, mereka berdua akan berbaring bersama. Tetapi mereka tidak tidur. Di bumi, Marguerite berkata, Ketika Anda tertidur, Anda kadang -kadang memimpikan surga Anda dan mimpi -mimpi itu membantu membentuknya. Tapi tidak ada alasan untuk mimpi seperti itu sekarang. Sebaliknya, Eddie memegang pundaknya dan menyentuh rambutnya dan mengambil napas panjang dan dalam -dalam. Pada satu titik, dia bertanya kepada istrinya apakah Tuhan tahu dia ada di sini. Dia tersenyum dan berkata, "Tentu saja," bahkan ketika Eddie mengakui bahwa sebagian dari hidupnya yang dia habiskan bersembunyi dari Tuhan, dan sisa waktu dia pikir dia tidak diketahui.
(At times, there in heaven, the two of them would lie down together. But they did not sleep. On earth, Marguerite said, when you fell asleep, you sometimes dreamed your heaven and those dreams helped to form it. But there was no reason for such dreams now.Instead, Eddie held her shoulders and nuzzled in her hair and took long, deep breaths. At one point, he asked his wife if God knew he was here. She smiled and said, "Of course," even when Eddie admitted that some of his life he'd spent hiding from God, and the rest of the time he thought he went unnoticed.)
Di surga, Eddie dan Marguerite menemukan penghiburan di hadapan masing -masing, berbaring dekat tetapi terjaga, berbagi hubungan emosional yang mendalam. Marguerite merefleksikan sifat mimpi di bumi, menunjukkan bahwa mereka membentuk persepsi seseorang tentang surga. Hubungan di Surga ini kontras dengan kehidupan Eddie sebelumnya, di mana ia sering merasa jauh dari Tuhan dan tidak yakin dengan kehadirannya dalam hidupnya.
Selama saat -saat intim mereka, Eddie mempertanyakan apakah Tuhan sadar akan keberadaannya di surga. Marguerite meyakinkannya sambil tersenyum, menegaskan bahwa Tuhan tahu dia ada di sana. Pertukaran ini mengungkapkan perjuangan Eddie dengan iman dan pengakuan, menyoroti tantangan yang ia hadapi dalam hidup mengenai hubungannya dengan yang ilahi. Dalam lingkungan yang tenang ini, Eddie mulai mendamaikan perasaan itu, menemukan kenyamanan dalam cinta yang bahkan melampaui keraguannya.