Beruang dan serigala adalah arkenemia dongeng kami, dan dalam kisah-kisah ini kami hanya mengajar anak-anak kami, dan selalu, untuk membunuh mereka, daripada berjingkat-jingkat masa lalu dan membiarkan mereka tidur. Mungkin itu sebabnya saya dihibur oleh citra seorang anak kecil yang melengkung dalam pelukan seorang ibu beruang. Kita membutuhkan dongeng beruang dan serigala baru untuk zaman kita, karena begitu banyak dari yang lama kita tampaknya tidak melakukan hal baik. Sekarang kami menemukan bahwa diperlukan segala upaya kemauan dan imajinasi kami untuk mundur, untuk berhenti di jalur kami sebagai kelaparan dan diburu, untuk menghentikan kebiasaan membunuh kami, sebelum setiap jenis kehidupan yang kami tahu tiba di ambang kepunahan.


(Bears and wolves are our fairy-tale archenemies, and in these tales we teach our children only, and always, to kill them, rather than to tiptoe past and let them sleep. Maybe that's why I'm comforted by the image of a small child curled in the embrace of a mother bear. We need new bear and wolf tales for our times, since so many of our old ones seem to be doing us no good. Now we're finding that it takes our every effort of will and imagination to pull back, to stop in our tracks as hunger and hunted, to halt our habit of killing, before every kind of life we know arrives at the brink of extinction.)

📖 Barbara Kingsolver

🌍 Amerika

(0 Ulasan)

Dalam dongeng, beruang dan serigala sering digambarkan sebagai antagonis, memperkuat narasi yang mendorong anak -anak untuk memandang makhluk -makhluk ini sebagai ancaman daripada menghormati mereka sebagai bagian dari alam. Perspektif ini menyiratkan kebutuhan akan cerita baru yang merayakan koeksistensi daripada pertempuran, terutama ketika kita menghadapi tantangan modern tentang pelestarian satwa liar. Citra seorang anak dengan beruang membangkitkan rasa harmoni yang kontras dengan kisah -kisah tradisional yang membahayakan hewan -hewan seperti itu.

Barbara Kingsolver menunjukkan bahwa kisah budaya kita harus berevolusi untuk mencerminkan urgensi masalah lingkungan. Kebiasaan merugikan satwa liar memiliki efek merugikan, mendorong banyak spesies menuju kepunahan. Ketika kita bergulat dengan kenyataan ini, kita didesak untuk mempertimbangkan kembali naluri kita dan bergeser ke arah pola pikir yang mendorong perlindungan daripada kehancuran, menumbuhkan hubungan yang lebih dalam dengan semua bentuk kehidupan.

Page views
15
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.