Terikat untuk mencari pengakuan keberadaannya sendiri dalam kategori, istilah, dan nama yang bukan dari pembuatannya sendiri, subjek mencari tanda keberadaannya sendiri di luar dirinya, dalam wacana yang sekaligus dominan dan acuh tak acuh. Kategori sosial menandakan subordinasi dan keberadaan sekaligus. Dengan kata lain, dalam penundukan harga keberadaan adalah subordinasi.
(Bound to seek recognition of its own existence in categories, terms, and names that are not of its own making, the subject seeks the sign of its own existence outside itself, in a discourse that is at once dominant and indifferent. Social categories signify subordination and existence at once. In other words, within subjection the price of existence is subordination.)
Dalam Judith Butler "The Psychic Life of Power," penulis mengeksplorasi hubungan yang kompleks antara identitas dan pengakuan sosial. Individu, atau subjek, berusaha untuk pengakuan dalam kerangka dan istilah yang diciptakan oleh masyarakat, yang sering mengarah pada rasa keterasingan. Pengejaran ini mengungkapkan ketergantungan pada validasi sosial untuk keberadaan seseorang, menggambarkan bagaimana individu berusaha untuk menegaskan diri mereka melalui tanda -tanda eksternal daripada validasi internal.
Butler menekankan bahwa kategori sosial sering mencerminkan hierarki di mana subordinasi melekat pada keberadaan. Identitas individu dibentuk oleh posisi mereka dalam struktur ini, dan perlunya pengakuan datang dengan biaya penaklukan. Dengan demikian, untuk ada dalam masyarakat, seseorang dapat dipaksa untuk menerima peran bawahan, menyoroti paradoks perjuangan untuk identitas dalam kerangka kerja yang secara bersamaan menegakkan batasan dan hierarki.