Tapi mereka menginginkanmu. Waktu tidak sesuatu yang Anda berikan kembali. Selanjutnya momen mungkin merupakan jawaban untuk Anda doa. Untuk menyangkal itu adalah untuk menyangkal yang paling bagian penting dari masa depan. Apa itu? Harapan. Rasa malu di dalam dirinya, Dan sekali lagi, dia menangis. Dia merindukan ibunya lebih dari sebelumnya. Saya sangat menyesal, Sarah terkesiap, air mata menuangkan pipinya. Rasanya hanya seperti ... akhirnya. Ujungnya untuk kemarin, bukan Tempat Tunggung.


(But they wanted you. Time is not something you give back. The very next moment may be an answer to your prayer. To deny that is to deny the most important part of the future. What's that? Hope. The shame welled up inside her, and once again, she wept. She missed her mother more than ever. I'm so sorry, Sarah gasped, tears pouring down her cheeks. It just felt like … the end. Ends are for yesterdays, not tomorrows.)

(0 Ulasan)

Perikop ini mencerminkan momen pedih di mana karakter bergulat dengan berat kehilangan dan perjalanan waktu. Dia merasa kewalahan karena rasa malu dan kesedihan, terutama mengenai ibunya yang sudah meninggal, percaya bahwa saat ini terasa seperti akhir. Rasa final ini menuntunnya untuk mempertanyakan makna harapan dan pentingnya waktu dalam hidupnya.

Percakapan menekankan bahwa waktu adalah hadiah yang berharga dan bahwa setiap instan membawa potensi untuk perubahan dan penyembuhan. Alih -alih melihat waktu sebagai sesuatu yang harus disesali, itu harus diakui sebagai kesempatan untuk berdoa dan harapan. Gagasan bahwa besok menjanjikan sangat penting; Ini menunjukkan bahwa bahkan dalam menghadapi kesedihan, masa depan dapat diisi dengan kemungkinan dan awal yang baru.

Page views
24
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.