Elena bergegas ke depan, berteriak, dan kadal melarikan diri ke dalam kegelapan. Tetapi jauh sebelum dia mencapai bassinet, dia bisa melihat apa yang terjadi pada wajah bayi itu, dan dia tahu anak itu pasti mati. Kadal-kadal yang tersebar di malam hujan, berkicau dan menjerit, menyisakan hanya trek berujung tiga yang berdarah, seperti burung.
(Elena rushed forward, screaming, and the lizards fled into the darkness. But long before she reached the bassinet, she could see what had happened to the infant's face, and she knew the child must be dead. The lizards scattered into the rainy night, chirping and squealing, leaving behind only bloody three-toed tracks, like birds.)
Elena bergegas ke arah bassinet, teriakannya yang putus asa bergema dalam kegelapan ketika kadal bergegas pergi. Penerbangan mereka yang tiba -tiba membuatnya merasakan campuran ketakutan dan urgensi, tetapi bahkan di kejauhan, pemandangan yang menantunya sangat menghancurkan. Dia menyadari bahwa bayi itu kemungkinan telah binasa, kengerian saat itu membanjiri dia.
Adegan itu kacau ketika kadal mundur ke malam hujan, kicauan mereka mengingatkan akan tragedi yang menghantui. Jejak tiga berujung berdarah yang mereka tinggalkan menyerupai burung-burung, menandai tanah dengan bukti kehadiran mereka yang menyeramkan. Pertemuan ini menggarisbawahi bahaya dan ketidakpastian dunia di sekitarnya.