Segala sesuatu yang dilakukan manusia hari ini untuk menjadi efisien, untuk mengisi jam? Kata Dor. Itu tidak memuaskan. Itu hanya membuatnya lapar untuk berbuat lebih banyak. Manusia ingin memiliki keberadaannya. Tapi tidak ada yang memiliki waktu. Dia menurunkan tangannya dari mata Victor. Saat Anda mengukur waktu, Anda tidak menjalaninya. Aku tahu.
(Everything man does today to be efficient, to fill the hour? Dor said. It does not satisfy. It only makes him hungry to do more. Man wants to own his existence. But no one owns time.He lowered his hand from Victor's eyes. When you are measuring time, you are not living it. I know.)
Kutipan ini menekankan pengejaran efisiensi dan produktivitas manusia tanpa henti, menunjukkan bahwa terlepas dari upaya kami untuk mengoptimalkan setiap jam, kami tetap tidak terpenuhi. Dorongan yang konstan ini membuat kita merasa lebih lapar lebih lapar, mencerminkan keinginan yang mendalam untuk benar-benar memiliki keberadaan kita dan mengalami kehidupan sepenuhnya. Namun, kenyataannya adalah bahwa waktu tetap sulit dipahami, dan tidak ada yang bisa memilikinya.
Narator menunjukkan bahwa dengan mengukur waktu, kita pada dasarnya melepaskan diri dari hidup pada saat ini. Alih -alih menikmati pengalaman kita, kita menjadi sibuk dengan waktu pelacakan, yang pada akhirnya mengurangi kekayaan hidup itu sendiri. Wawasan ini mendesak pertimbangan ulang tentang bagaimana kita berinteraksi dengan waktu dan prioritas kita dalam pencarian pemenuhan.