Dia merasa dipenjara di pesawat terbang. Di pesawat terbang sama sekali tidak ada tempat di dunia untuk pergi kecuali ke bagian lain dari pesawat.
(He felt imprisoned in an airplane. In an airplane there was absolutely no place in the world to go except to another part of the airplane.)
Dalam "Catch-22" karya Joseph Heller, The Protagonist mengalami rasa kurungan yang mendalam saat naik pesawat. Ruang terbatas berfungsi sebagai metafora untuk perasaan jebakannya, menggambarkan bagaimana pesawat tidak menawarkan pelarian atau kebebasan yang nyata. Satu -satunya gerakan yang tersedia baginya adalah dalam batas -batas terbatas dari pesawat itu sendiri, menekankan perasaan tidak berdaya dan isolasi.
Perasaan penjara ini mencerminkan tema yang lebih luas dalam novel, di mana karakter bergulat dengan absurditas perang dan birokrasi. Ketidakmampuan untuk melarikan diri dari tidak hanya ruang fisik, tetapi juga kendala sistemik yang lebih besar, menggarisbawahi perjuangan untuk otonomi dalam keadaan yang mengerikan, menjadikan pesawat simbol dari kurungan fisik dan eksistensial.