Dia memikirkan batu putranya yang terbang di halaman, gagasan muda bahwa Anda bisa membuang masa depan jika Anda tidak menyukainya-dan dia menyadari, tiba-tiba, apa yang perlu dia lakukan.
(He thought about his son's stone flying across the yard, the youthful idea that you could toss away the future ifyou didn't like it-and he realized, suddenly, what he needed to do.)
Dalam Mitch Albom "The Time Keeper," seorang ayah merenungkan sesaat ketika putranya bermain -main melemparkan batu ke halaman, melambangkan sikap riang pemuda. Tindakan ini membuat ayah mempertimbangkan implikasi dari membuang masa depan, menyoroti tantangan tumbuh dan membuat pilihan. Metafora Batu menggambarkan keinginan untuk menghindari tanggung jawab dan bobot waktu.
Kesadaran ini mendorong sang ayah untuk memikirkan kembali pendekatannya terhadap kehidupan, memahami bahwa seseorang tidak bisa begitu saja membuang masa depan mereka. Ini menekankan pentingnya merangkul waktu dan keputusan yang kita buat, membentuk jalan kita dengan niat daripada mundur dari mereka. Albom mengundang pembaca untuk menghargai nilai setiap momen dan pelajaran yang dipetik melalui berlalunya waktu.