Dia untuk terbang dan mengembangkan karier di bidang seni, tetapi kemudian sedikit yang dia tahu bahwa dia tidak akan ada di sekitar untuk memungkinkan itu. Dia hanya menjadi sadar bahwa ada sesuatu yang berbeda ketika, masih terserap dalam pikirannya sendiri, itu sadar padanya bahwa bar telah menjadi diam. Dalam tindakan menarik satu pint, dia mengangkat matanya dan di sana, dibingkai di pintu, adalah salah satu pria paling cantik yang paling mengejutkan yang pernah dilihatnya dalam hidupnya. Rambut hitam tinggi dan berangin menyapu ke belakang
(her to fly away and develop a career in art, but then little had he known that he would not be around to make that possible. She only became aware that something was different when, still absorbed in her own thoughts, it dawned on her that the bar had grown silent. In the act of pulling a pint, she raised her eyes and there, framed in the doorway, was one of the most startlingly beautiful men she had ever seen in her life. Tall, windswept dark hair raked back)
Kisah ini mencerminkan kerinduan karakter untuk kebebasan artistik, awalnya didukung oleh seorang mitra yang membayangkan masa depan di mana dia bisa mengejar mimpinya. Namun, tidak adanya pasangan yang tidak terduga mengubah jalan dan aspirasinya. Ini menyoroti kerapuhan rencana dan perubahan yang tak terduga yang dapat dibawa oleh kehidupan.
Saat dia memproses emosinya dan keheningan di bar, perhatiannya tertuju pada seorang pria yang sangat tampan yang berdiri di ambang pintu. Kehadirannya menandai titik balik, membangkitkannya dari introspeksi dan menyarankan kemungkinan baru di cakrawala. Pengenalan karakter ini menetapkan panggung untuk perkembangan baru dalam hidupnya.