Saya tidak ingin menjadi biasa, saya bergumam. Ibu saya mendongak. Apa biasa, Charley? Anda tahu. Seseorang yang Anda lupakan. Dari kamar lain datang jeritan anak -anak. Miss Thelma memalingkan dagunya ke suaranya. Dia tersenyum, itulah yang membuat saya tidak dilupakan.
(I didn't want to be ordinary, I mumbled.My mother looked up. What ordinary, Charley?You know. Someone you forget.From the other room came the squeals of children. Miss Thelma turned her chin to the sound. She smiled,That's what keeps me from being forgotten.)
Dalam buku "untuk satu hari lagi" oleh Mitch Albom, sang protagonis mengungkapkan keinginan untuk menghindari kehidupan duniawi yang mudah dilupakan orang. Sentimen ini beresonansi dengan ibu mereka, yang berusaha memahami makna di balik kata -kata mereka. Percakapan ini menyoroti kerinduan akan makna dan ketakutan menjadi biasa, karena dapat menyebabkan diabaikan.
Ketika anak -anak bermain di dekatnya, Miss Thelma, karakter lain, merefleksikan bagaimana energi mereka yang semarak berkontribusi pada rasa identitas dan tujuannya. Senyumnya menandakan hubungan itu dan pentingnya hubungan dalam menciptakan kenangan yang langgeng, mewakili pemikiran yang menghibur terhadap rasa takut dilupakan.