Dalam bagian ini, penulis merenungkan percakapan yang dia bayangkan dengan Tuhan di Surga. Dia membayangkan tempat yang tenang di mana mereka duduk di bawah pohon, berbagi cerita dan kenangan dari hidupnya. Dia mengantisipasi bahwa Tuhan akan menyoroti momen -momen khusus yang mungkin telah diabaikannya, memperkuat gagasan bahwa setiap pengalaman penting. Pertukaran intim ini menggambarkan rasa koneksi dan pemahaman antara penulis dan ilahi.
Sentimen memuncak dalam penegasan yang menghibur dari Tuhan, yang menyatakan persetujuan dari kisah hidup penulis. Kepastian ini mengarah pada rasa pemenuhan dan kepuasan yang mendalam, dilambangkan dengan pendinginan kehausan jiwanya. Adegan diakhiri dengan keduanya memulai perjalanan menuju kota yang baru dibuat, mewujudkan harapan, penebusan, dan janji awal yang baru. Gambaran ini membangkitkan perasaan damai dan kesinambungan dalam tujuan seseorang di luar kehidupan.