Dalam "Broken Song" oleh Kathryn Lasky, kutipan Rabbi Hillel cepat introspeksi tentang tanggung jawab seseorang kepada diri mereka sendiri dan orang lain. Bagian pertama menekankan pentingnya advokasi diri, menunjukkan bahwa jika individu tidak memprioritaskan kebutuhan mereka sendiri, mereka tidak dapat mengharapkan orang lain melakukannya. Ini menyoroti keseimbangan antara perawatan diri dan merawat masyarakat, mendesak orang untuk mengenali nilai mereka sendiri.
Bagian kedua dari pesan Hillel menantang pembaca untuk bertindak di masa sekarang daripada menunda -nunda. Ini menimbulkan pertanyaan tentang tujuan dan identitas dalam tindakan, mendorong pendekatan yang tepat waktu dan penuh perhatian terhadap ambisi pribadi dan altruisme. Lasky menjalin tema-tema ini di seluruh narasinya, menggarisbawahi kompleksitas hubungan manusia dan pemberdayaan diri.