Itu berarti, "katanya kepada editor Dunia New York," bahwa kita akan kehilangan kepala bersama dengan sisanya dan berhenti menimbang yang benar dan salah. Itu berarti bahwa mayoritas orang di belahan bumi ini akan menjadi gila perang, berhenti berpikir, dan mencurahkan energi mereka untuk kehancuran. . . Kesesuaian akan menjadi satu -satunya kebajikan. Dan setiap orang yang menolak untuk menyesuaikan diri harus membayar penalti. . . Setelah memimpin orang -orang ini ke dalam perang dan mereka akan lupa pernah ada toleransi. . . Jika ada alternatif demi Tuhan, mari kita ambil.


(It would mean," he told the editor of the New York World, "that we would lose our heads along with the rest and stop weighing right and wrong. It would mean that a majority of people in this hemisphere would go war mad, quit thinking, and devote their energies to destruction . . . Conformity will be the only virtue. And every man who refuses to conform will have to pay the penalty . . . Once lead this people into war and they'll forget there ever was such a thing as tolerance . . . If there is any alternative for God's sake let's take it.)

(0 Ulasan)

Dalam buku "Mr. Wilson's War" oleh John Dos Passos, penulis merefleksikan bahaya perang dan dampaknya pada masyarakat. Dia menangkap perspektif yang menekankan hilangnya pemikiran dan moralitas rasional yang dapat menyertai konflik nasional. Pembicara berpendapat bahwa sensasi perang dapat membanjiri penduduk, mendorong mereka menuju kesesuaian dan menjauh dari pemikiran kritis. Lingkungan ini mendorong intoleransi, karena mereka yang tidak setuju menghadapi konsekuensi yang parah.

Dos Passos menyoroti lintasan berbahaya masyarakat yang menyerah pada semangat perang, menunjukkan bahwa begitu orang terperangkap dalam konflik, mereka meninggalkan prinsip -prinsip mereka. Seruan untuk mengeksplorasi alternatif perang menjadi mendesak, karena implikasi dari eskalasi seperti itu mengancam dasar toleransi dan individualitas. Pesan yang mendalam berfungsi sebagai kehati -hatian terhadap memungkinkan gairah perang untuk menaungi akal dan kemanusiaan.

Page views
24
Pembaruan
Januari 24, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.