Aksioma dasarnya harus diikuti oleh individu serta negara -negara besar, oleh pecundang dan pemenang. Kami telah menunjukkan kemampuan kerja aksioma di Vietnam, di Bangladesh, di Biafra, di kamp -kamp pengungsi Palestina, di ghetto kami sendiri, di kamp -kamp kerja migran kami, atas pemesanan India kami, di lembaga kami untuk yang rusak dan cacat dan orang tua, yang sudah lanjut usia . Ini dia: abaikan penderitaan.


(Its basic axiom is to be followed by individuals as well as great nations, by Losers and Winners alike. We have demonstrated the workability of the axiom in Vietnam, in Bangladesh, in Biafra, in Palestinian refugee camps, in our own ghettos, in our migrant labor camps, on our Indian reservations, in our institutions for the defective and the deformed and the aged. This is it: Ignore agony.)

(0 Ulasan)

Kutipan dari Kurt Vonnegut Jr. "Wampeters, Foma and Granfalloons" mencerminkan kondisi manusia yang kuat namun meresahkan di mana penderitaan orang lain, baik individu atau bangsa, sering diabaikan. Dengan menyatakan bahwa aksioma ini berlaku untuk 'pecundang dan pemenang,' Vonnegut menekankan kecenderungan universal untuk mengabaikan rasa sakit dan kesulitan, terlepas dari kedudukan sosial atau kesuksesan seseorang. Sikap ini lazim di berbagai konteks global, seperti negara-negara yang dilanda perang, kamp-kamp pengungsi, dan komunitas yang terpinggirkan, menyoroti kegagalan moral dalam empati dan kesadaran manusia.

Gagasan "mengabaikan penderitaan" ini menunjukkan detasemen yang signifikan dalam respons sosial dan individu terhadap penderitaan. Vonnegut mencantumkan banyak tempat dan kelompok, dari Vietnam hingga reservasi India, di mana rasa sakit sering disingkirkan. Pengamatan ini menantang pembaca untuk merefleksikan norma -norma sosial yang memungkinkan ketidakpedulian seperti itu bertahan. Dengan meminta perhatian pada perjuangan yang diabaikan ini, Vonnegut mengundang kita untuk mempertimbangkan kembali perspektif kita sendiri tentang penderitaan dan tanggung jawab kita terhadap mereka yang dalam kesusahan, mendesak pergeseran dari apatis ke kesadaran dan kasih sayang.

Page views
25
Pembaruan
Januari 22, 2025

Rate the Quote

Tambah Komentar & Ulasan

Ulasan Pengguna

Berdasarkan 0 ulasan
5 Bintang
0
4 Bintang
0
3 Bintang
0
2 Bintang
0
1 Bintang
0
Tambah Komentar & Ulasan
Kami tidak akan pernah membagikan email Anda dengan orang lain.