Krasus berlari sepanjang lanskap. semua rasa martabat dilupakan. Martabat diperuntukkan bagi mereka yang memiliki waktu dan kesabaran, komoditas yang tidak tersedia bagi dia dan rekannya.
(Krasus raced along the landscape. all sense of dignity forgotten. Dignity was for those with both time and patience, commodities not available to him and his companion.)
Krasus bergegas melintasi medan, mengabaikan rasa martabat atau kesopanan. Pada saat itu, cita-cita tersebut sepertinya tidak relevan lagi bagi dirinya dan rekannya, karena mereka berada dalam situasi yang menuntut urgensi dan tindakan cepat. Taruhannya terlalu tinggi untuk kemewahan tersebut, dengan terbatasnya waktu dan kesabaran.
Perjalanan panik mereka menyoroti keputusasaan yang mereka alami, menggambarkan bagaimana terkadang seseorang harus memprioritaskan kelangsungan hidup dibandingkan harapan masyarakat. Di tengah situasi yang sulit, mereka hanya berfokus pada kebutuhan mendesak, mengesampingkan norma-norma yang biasanya mereka patuhi di masa tenang.