Hidup adalah serangkaian tarikan maju mundur. Anda ingin melakukan satu hal, tetapi Anda terikat untuk melakukan hal lain. Ada sesuatu yang menyakitimu, namun kamu tahu itu tidak seharusnya menyakitimu. Anda menganggap remeh hal-hal tertentu, meskipun Anda tahu bahwa Anda tidak boleh menganggap remeh apa pun. Ketegangan yang berlawanan, seperti tarikan pada karet gelang. Dan kebanyakan dari kita hidup di tengah-tengah. Kedengarannya seperti pertandingan gulat, kataku. Pertandingan gulat. Dia tertawa. Ya, Anda bisa menggambarkan kehidupan seperti itu. Jadi pihak mana yang menang, saya bertanya? Pihak mana yang menang? Dia tersenyum padaku, matanya yang berkerut, giginya yang bengkok. Cinta menang. Cinta selalu menang.
(Life is a series of pulls back and forth. You want to do one thing, but you are bound to do something else. Something hurts you, yet you know it shouldn't. You take certain things for granted, even when you know you should never take anything for granted. A tension of opposites, like a pull on a rubber band. And most of us live somewhere in the middle. Sounds like a wrestling match, I say. A wrestling match. He laughs. Yes, you could describe life that way. So which side wins, I ask? Which side wins? He smiles at me, the crinkled eyes, the crooked teeth. Love wins. Love always wins.)
Kehidupan sering ditandai oleh emosi dan keinginan yang bertentangan, di mana individu menemukan diri mereka terpecah antara berbagai pilihan dan tanggung jawab. Perjuangan internal ini dapat menyebabkan rasa sakit dan kebingungan, namun ini adalah pengalaman umum. Orang cenderung bergulat dengan perasaan mereka dan tantangan yang tak terhindarkan yang muncul, merasakan ketegangan antara apa yang mereka inginkan dan apa yang dituntut oleh kehidupan dari mereka.
Dalam dinamika ini, metafora pertandingan gulat dengan...